Metode demonstrasi berasal dari kata metode dan
demonstrasi. Menurut
Winaputra (2005:17) mengatakan bahwa metode demonstrasi adalah metode mengajar
yang menyajikan dengan mempertunjukan secara langsung objeknya atau
cara melakukan sesuatu untuk mempertunjukan proses tertentu.
Menurut Djamarah
(2002:102) mengatakan bahwa metode demonstrasi
adalah cara menyajikan bahan pelajaran dengan
meragakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda
tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya atau tiruan, yang sering
disertai dengan penjelasan lisan.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan
bahwa metode demonstrasi adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam
menyajikan materi pelajaran kepada siswanya melalui penjelasan lisan yang
disertai dengan pertunjukan atau meragakan sesuatu secara langsung dengan
menggunakan alat bantu baik bersifat sebenarnya maupun tiruan.
Dengan metode demonstrasi proses penerimaan
siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga
membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan
memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pembelajaran berlangsung.
Ada beberapa karakteristik metode demonstrasi
menurut Winatapura (2005: 4.18) adalah sebagi berikut:
(1)
Mempertunjukkan objek sebenarnya. (2) ada proses peniruan. (3) ada alat bantu
yang digunakan. (4) memerlukan tempat yang strategis yang
memungkinkan seluruh siswa aktif. (5) dapat guru siswa yang
melakukanya.
Di samping itu pula metode demonstrasi ini mempunyai
empat kelebihan. Djamarah (2002:102) yakni:
(1) Dapat membuat
pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih kongkrit, sehingga menghindari
verbalisme (pemahaman cecara kata-kata atau kalimat) (2) siswa lebih mudah
memahami apa yang dipelajari, (3) proses pengajaran lebih menarik, (4) siwa
dirancang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan dan mencobah melakukan sendiri.
Perkembagan mental peserta
didik di sekolah antara lain meliputi kemampuan untuk bekerja secara abstraksi
menuju konseptual. Implikasinya pada pembelajaran, harus memberikan pengalaman
yang berpariasi dengan metode yang efektif dan bervariasi. Pembelajaran harus
memperhatikan minat dan kemampuan peserta didik.
Pengunaan metode yang tepat akan turut
menentukan aktivitas dan efisiensi pembelajaran. Salah satu metode yang dapat
dipilah oleh guru adalah metode demonstrasi. Penggunaan metode demonstrasi ada
dua macam: (1) demonstrasi oleh guru. Dimana guru memberikan pertunjukan contoh
kepada siswa dalam mendemonstrasikan suatu masalah yang sesuai dengan materi
pelajaran, (2) demonstrasi oleh siswa, siswa mendemonstrasikan kembali sesuai
dengan apa yang telah didemonstrasikan oleh guru.
Penggunaan metode demonstrasi sangat menunjang
proses interaksi mengajar di kelas. Dalam mengunakan metode demonstrasi agar
bisa belajar efektif, maka perlu memperhatikan hal-hal menurut Roestiyah
(200:84) adalah sebagai berikut:
(1) Guru harus
mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat memberi motivasi yang
kuat pada siswa untuk belajar, (2) pertimbangan baik-baik apakah pilihan teknik
anda mampu menjamin tercapainya tujuan yang telah anda rumuskan, (3) amatilah
apakah jumlah siswa memberikan kesempatan untuk suatu demonstrasi yang
berhasil, bila tidak anda harus mengambil kebijaksanaan lain, (4) apakah anda
telah meneliti alat-lata dan bahan-bahan yang digunakan mengenai jumlah,
kondisi, dan tempatnya. Juga anda perlu mengenal baik-baik atau telah mencobah
terlebih dahulu, agar demonstrasi itu berhasil, (5) harus sudah
menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan, (6) apakah tersedia
waktu yang cukup, sehingga anda dapat memberi keterangan bila perlu, dan siswa
bisa bertanya. (7) selama demonstrasi berlangsung guru harus member kesempatan
pada siswa untuk mengamati dengan baik dan bertanya, (8) anda perlu mengadakan
evaluasi apakah demonstrasi yang anda lakukan itu berhasil, bila perlu
demonstrasi bisa diulang.
Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan
tindakan-tindakan atau proses yang harus dilakukan, misalnya proses mengatur
sesuatu, proses mengerjakan dan menggunakannya, komponen-komponen yang
membentuk sesuatu membendingkan suatu cara dengan cara lain dan untuk
mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Adapun tujuan penggunaan metode
demonstrasi ini menurut Sumantri (1999:154 yaitu:
(1) Mengajarkan
suatu proses atau prosedur yang harus dimiliki peserta didik atau dikuasai
peserta didik, (2) mengkongritkan informasi atau penjelasan kepada peserta
didik, (3) mengembangkan kemampuan pengamatan, pendengaran dan penglihatan para
peserta didik secara bersama-sama.
Agar pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi berlangsung secara efektif, menurut Mulyasa (2008):108)
langkah-langkah yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
(a) Lakukan
perencanaan yang matang sebelum pembelajaran mulai. Hal-hal tertentu perlu
dipersiapkan, terutama fasilitas yang akan digunakan untuk kepentingan
demonstrasi. (b) rumuskan pembelajaran dengan metode demonstrasi. (c) buatlah
garis besar langkah-langkah demonstrasi, akan lebih efektif jika yang dikuasai
dan dipahami baik oleh peserta didik maupun oleh guru. (d) tetapkanlah apakah
demonstrasi tersebut akan dilakukan guru atau oleh peserta didik, atau oleh
guru kemudian diikuti oleh peserta didik. (e) mulailah demonstrasi dengan
menarik perhatian seluru peserta didik, dan ciptakanlah suasana yang tenang dan
menyenagkan agar semua peserta didik terlibatsecara aktif dalam kegiatan
pembelajaran. (f) upayakanlah agar semua peserta didk terlibatsecara aktif
dalam kegiatan pembelajaran. (g) lakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang
telah dilaksanakan, baik terhadap efektivitas metode demonstrasi maupuan
terhadap hasil belajar peserta didik.
Selain itu, kegiatan demonstrasi
yang dilaksanakan selama proses pembelajaran menurut Djamarah (2005:19)
mengemukakan bahwa:
Langkah-langkah
metode demonstrasi meliputi (a) mengemukakan materi pelajaran dalam kehidupan
sehari-hari yang akan didemonstrasikan, (b) memperkenalkan alat dan bahan yang
akan didemonstrasikan (c) Pembagian kelompok siswa secara heterogen, (d)
sebelum siswa melakukan kegiatan demonstrasi baik secara kelompok, maka
terlebih dahulu guru memberikan arahan atau bimbingan dalam kegiatan
demonstrasi, atau sebaiknya gurulah yang melakukan demonstrasi, terlebih
dahulu, (e) Setiap kelompok siswa melaporkan hasil kegiatan demosntrasi,
kemudian ditanggapi oleh kelompok lain dan (f) memberikan evaluasi (tes
formatif) kepada siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Winaputra, Udin S. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Roestiyah, 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Sumantri, Mulyani. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Depdikbud.
Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Professional. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.