“Banyak
hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu – satunya hal yang benar – benar dapat
menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri”.
“Saat
membicarakan orang lain , Anda boleh saja menambahkan bumbu, tapi pastikan
bumbu yg baik.”
“Tidak
ada sesuatu yang lebih menyenangkan, selain menimbulkan senyum di wajah orang
lain, terutama wajah yang kita cintai.”
“Jangan
mengeluhkan hal – hal buruk yang datang dalam hidupmu. Tuhan tak pernah
memberikannya, kamulah yang membiarkannya datang.”
“Teruslah
bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila
tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam.”
“Tahukah
engkau semboyanku? Aku mau! 2 patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali
mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata “Aku
tiada dapat!” melenyapkan rasa berani. Kalimat “Aku mau!” membuat kita mudah
mendaki puncak gunung.”
“Gadis
yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan
sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya.”
“Lebih
banyak kita maklum, lebih kurang rasa dendam dalam hati kita. Semakin adil
pertimbangan kita dan semakin kokoh dasar rasa kasih sayang. Tiada mendendam,
itulah bahagia.”
“Ikhtiar!
Berjuanglah membebaskan diri. Jika engkau sudah bebas karena ikhtiarmu itu,
barulah dapat engkau tolong orang lain.”
“Terkadang,
kesulitan harus kamu rasakan terlebih dulu sebelum kebahagiaan yang sempurna
datang kepadamu.”
“Jangan
pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang
karena kamu selangkah lagi untuk menang.”
“Dan
biarpun saya tiada beruntung sampai ke ujung jalan itu, meskipun patah di
tengah jalan, saya akan mati dengan rasa berbahagia, karena jalannya sudah
terbuka dan saya ada turut membantu mengadakan jalan yang menuju ke tempat
perempuan Bumiputra merdeka dan berdiri sendiri.”
“Tak
peduli seberapa keras kamu mencoba, kamu tak akan pernah bisa menyangkal apa
yang kamu rasa. Jika kamu memang berharga di mata seseorang, tak ada alasan
baginya untuk mencari seorang yang lebih baik darimu.”
“Saat
suatu hubungan berakhir, bukan berarti 2 orang berhenti saling mencintai.
Mereka hanya berhenti saling menyakiti.”
“Tetapi
sekarang ini, kami tiada mencari penglipur hati pada manusia. Kami berpegangan
teguh-teguh pada tangan-Nya. Maka hari gelap gulita pun menjadi terang, dan
angin ribut pun menjadi sepoi-sepoi.”
“Adakah
yang lebih hina, daripada bergantung kepada orang lain?”
“Salah
satu daripada cita cita yang hendak kusebarkan ialah: Hormatilah segala yang
hidup, hak-haknya, perasaannya, baik tidak terpaksa baik pun karena terpaksa.
Haruslah juga segan menyakiti mahkluk lain, sedikitpun jangan sampai
menyakitinya. Segenap cita – citanya kita hendaklah menjaga sedapat – dapat
yang kita usahakan. Supaya semasa mahkluk itu terhindar dari penderitaan,
dan dengan jalan demikian menolong memperbagus hidupnya: Dan lagi ada pula
suatu kewajiban yang tinggi murni, yaitu “terima kasih” namanya.”
“Karena
ada bunga mati, maka banyaklah buah yang tumbuh. Demikianlah pula dalam hidup
manusia. Karena ada angan – angan muda mati, kadang – kadang timbullah angan –
angan lain, yang lebih sempurna, yang boleh menjadikannya buah.”
“Sepanjang
hemat kami, agama yang paling indah dan paling suci ialah Kasih Sayang. Dan
untuk dapat hidup menurut perintah luhur ini, haruskah seorang mutlak menjadi
Kristen? Orang Buddha, Brahma, Yahudi, Islam, bahkan orang kafir pun dapat
hidup dengan kasih sayang yang murni.” (dalam salah satu kalimat isi suratnya
kepada sahabatnya Ny. Abendanon di Belanda, tahun 1902)
“Habis
gelap terbitlah terang”
SELAMAT HARI KARTINI
“Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu – satunya hal yang benar – benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri”.